Lebih Kenal Lebih Dekat Dengan Peraih Wall of Fame WR I (periode April-Juni 2012)

Semangat Pagi dan Semangat Menulis!

Ini dia yang ditunggu-tunggu! Sesi tanya jawab kepada writer yang terpajang di Wall of Fame WR I. Tujuan tanya jawab ini selain untuk mengenal lebih dekat adalah untuk berbagi ilmu kepenulisan. Nah, simak beberapa pertanyaan yang sudah kami himpun selama beberapa hari ini.

Tanya: gimana sih jadi istri yang baik? (Va Ayana Lubis *belajar jadi istri dan penulis yang baik nih dia ceritanya ^_^)

Jawab: Jadi istri yang baik itu ya harus rajin sholatnya. Sholat kan mencegah perbuatan keji dan mungkar. Jadi, ujian hidup macam apapun bisa terlewati. Terlepas dari benar dan baik, kadang jadi istri yang baik itu harus berani “salah” juga selama itu kita pertanggungjawabkan. Tinggal minta maaf aja kalo kesalahan kita bener-bener vatal.

Tanya: gimana sih mbak bagi waktu nulis dengan segudang aktivitas yang mbak miliki? (Va Ayana Lubis)

Jawab: Nah, ini yang paling dilematis!Aku bener-bener bingung juga kalo mikir buat ngejawab pertanyaan macam ini. Kalo mau jawaban yang diplomatis, standarnya kita ngerjain tugas rumah dulu biar tenang ya, baru bisa nulis. Tapi faktanya, aku bahkan bisa kok, nulis sambil mondar mandir ke dapur, secara di dapurku itu selain ada kompor, ada juga mesin cuci yang siap muterin baju-baju kotor, juga tempat cucian piring yang numpuk kayak gedung kantor berlantai puluhan, bahkan laptopku sering ada di samping saat aku menyetrika. Wah, pokoke jungkir balik, salto, nyungsep… dah nggak karu-karuanlah.

Jujur aku nggak pandai mengatur waktu. Yang aku lakukan selama ini seperti nekat. Coz aku memang bukan penulis yang bener-bener hebat. Malah aku suka nggak peduli sama keributan anak-anakku di kamarnya kalau ide udah harus tertuang saat itu juga. Kalau sudah selesai, barulah aku datangi mereka, mencari tau ada apa tadi sampai gedebak-gedebuk, cekakak-cekikik heboh banget. Palingan mereka Cuma jawab
“Bercanda Buuuun, jangan sensitip dong ahh!”
haddeeehhh… ini dia nih, nikmat yang nggak pernah brenti aku syukuri. Mana ada yang kayak aku gini kan? Sok atuh dilacak…

Karena itulah… keseharianku sebetulnya sudah begitu lelah… Kadang masih memaksakan diri mengejar detlen yang udah mepet banget sampai tengah malam. Akhirnya, pagi-pagi aku lesu sekali.

Hari minggu buatku adalah hari memanjakan diri. Jujur aku nggak pernah tertarik dengan keramaian apapun di luar rumah. Aku cuma pengen istirahat. Tidur. Kalaupun aku harus menyukai dunia luar. Pilihanku cuma dua. Toko Buku sama Bioskop. Tapi itu pun jarang sekali kudatangi. Karena aku bukan rakyat ekonomi menengah, apalagi atas, yang kadang harus mikir berkali-kali buat mengeluarkan uang.
*detlen?
kesannya udah kayak penulis beken ya? detlen yang kumaksud adalah ajang pengasahan diri saja… bukan sebuah target kemenangan buat aku menjadi seorang penulis yang sesungguhnya. seperti perjalanan hidup yang selama ini selalu melibatkan kata hatiku, maka untuk meraih impian sebagai penulis pun aku coba mengikuti kata hati… sekiranya ada info lomba yang aku sanggupi untuk ikut memeriahkan event-nya, maka detik itu pula aku bulatkan tekat untuk ikut. Dua jam aku bisa rampungkan tulisan karena begitu semangatnya menuturkan kisah yang sesuai dengan tema lomba. Selanjutnya tinggal diendapkan beberapa hari sambil diedit sana sini. Sengaja aku tempa diri seperti itu… meski agak terkesan maksa atau sok penulis banget… aku nggak pernah peduli. Lama-lama, Tuhan juga anugerahkan kita kemampuan. Paling enggak, semangat yang terus berkibar untuk tetap menulis.

Tanya: gimana caranya biar bisa gila mba? *edisi selalu gagal bikin cerita lucu (Rik Sjp)

Jawab: caranya ya rajinlah mengungkap kejadian-kejadian konyol yang bisa ngundang orang ketawa. Buat ngukur tingkat kelucuan tulisan kita juga bisa dipraktekan sendiri. Apakah kita bisa tertawa? kalo iya, berarti lumayan dah berhasil…

Misalnya menulis kelucuan begini:
Suatu hari saya melihat barisan perempuan sedang diperiksa Pak Polisi di sebuah lokalisasi PSK. Mereka ditanya satu pesatu tentang motivasi menjadi PSK. Jawaban mereka pun hampir sama. Yakni karena himpitan ekonomi. Tiba-tiba ada seorang nenek-nenek pengemis yang penasaran dengan keramaian di tempat tersebut. Saya bilang saja, “Lagi ada pembagian cokelat, Nek!” Lalu nenek itu ikutan berbaris, berharap bisa mendapatkan cokelat juga.
Setelah tiba gilirannya dipanggil, pak polisi pun bertanya:
“Ini lagi, nenek-nenek pake ikut-ikutan jadi PSK segala. Buat apa sih, Nek?”
Nenek itu menjawab lugu,”Ya, lumayanlah Pak buat diisep-isep! Maklum… udah lama nggak ngerasain yang begituan.”

Hihihiiii ^________^

Menurut aku, Gila yang dimaksud itu kan bahasanya digaulkan menjadi Gokil alias Kocak atau lucu…
Jadi, buat bisa gila, jelaslah orang tersebut bukan orang yang latar belakangnya pendiam, introfert (kalo nggak salah, ya) atau temennya bisa dihitung. Pastilah orang yang punya bakat gokil itu temennya banyak. Coz dia nggak pilah-pilih teman dalam hidupnya.

Percaya nggak? semasa remaja dulu, aku punya teman dari kenalan di halte, bis, terminal, bahkan supir angkutan. Latar belakang temanku juga beragam. Dari mulai anaknya Kiyai, dokter, guru, pedagang, sampai petani buah-buahan…Bahkan aku pernah dilamar sama juragan Duren dari kampung manaaa gitu. Sampe sekarang orangnya masih agak sakit hati karena aku tolak. Hihihiiii… Ya Alloh! Maap…

Tanya: apa nulis gokil itu sudah merupakan passion-nya Mbak Prima? (Andri Surya)

Jawab: Wah kalau itu aku juga masih bingung, soalnya aku juga sering nulis yang nggak gokil gitu sih. Cuma…. memang keasyikan menulis genre gokil itu lebih kalau dibandingkan dengan menulis yang nggak gokil. So? Kita bungkus aja kalau passion ku nulis gokil ya? Bungkuuus! ^_^

Gimana warga WR semua? Jadi kenal dekat kan dengan penulis gokil yang satu ini? Selain kenal akhirnya kita juga bisa belajar sedikit mengenai dunia kepenulisan bahkan belajar menjadi istri dan ibu yang baik juga loh.

Semangat Pagi dan Semangat Menulis!

About revosatu

kami adalah warga kampung writing revolution angkatan 01

Posted on April 12, 2012, in Suasana Kampung. Bookmark the permalink. 2 Comments.

  1. Lucu bacanya. Jadi mayu *nutup muka

  2. @Va Ayana Lubis: belajar langsung dari yang sudah mengalami lebih asyik hehehe.

    Segudang aktivitasnya sama kayak jawabannya *segudang juga haha. Tetap berkarya terus buat Mbak Prima ^_^

Leave a comment