Pameran Buku April 2012: Pelangi Abu-Abu

Semangat Pagi untuk warga WR semua khususnya warga WR I !

Setelah sekian lama blog revo satu vakum akhirnya kami kembali dengan agenda-agenda baru yang lebih fresh (sambil pegang sapu dan kemoceng ^_^). Salah satu agenda revo satu adalah “Pameran Buku Warga WR I”. Di postingan perdana ini akan ada satu buku yang bakalan dipamerin. Buku siapa yang beruntung akan dipamerin pada postingan perdana ini?

Judul buku yang akan kita bahas kali ini adalah “Pelangi Abu-Abu” yang merupakan karya kasuk WR I (Kepala Suku Kampoeng Satoe). Penulis memiliki nama pena Rik Sjp dan menjabat sebagai kasuk WR I periode 2011-2012. Karena ini adalah postingan pertama setelah mati suri maka kami ingin menyajikan sesuatu yang ringan namun menarik. Bagi warga Writing Revolution yang masih SMA dan mencari bacaan yang fresh maka buku ”Pelangi Abu-Abu” dapat dijadikan referensi. Nah sebenarnya bagaimanakah proses kreatif hingga terciptanya ”Pelangi Abu-Abu” ini?

Kami berhasil mengorek sedikit mengenai buku ”Pelangi Abu-Abu” ini langsung dari penulisnya. Menurut si empunya, buku ini bercerita mengenai kehidupan remaja khususnya anak SMA. Kalau bicara soal masa-masa SMA, maka sebagian dari kita sepakat bahwa masa inilah masa yang paling indah, bener nggak? Masa SMA itu banyak polemik mulai dari pertemanan, guru, sekolah, sampai masalah yang paling rumit tapi paling seru yaitu cinta. Rik Sjp mencoba merekam jejak polemik tersebut melalui cerita apik di buku ”Pelangi Abu-Abu” ini. Ia mencoba mengeksplorasi rasa perubahan tersebut dengan menonjolkan berbagai karakter yang ada dalam diri seorang remaja. Ia paham benar bahwa remaja memiliki berbagai gejolak emosi dalam menyikapi masalah (tentunya, ia sendiri pernah mengalami masa-masa ini ^_^). Jadi, ia mencoba mengeksplore karakter tokohnya untuk tidak menjadi superhero.

Pelangi Abu-Abu mengisahkan tentang empat orang sahabat yang saling membanggakan hobinya masing-masing. Ada tokoh bernama Alko yang gandrung dengan yang namanya sepak bola bahkan saking gandrungnya ia menjadi kapten tim di sekolahnya. Ada juga Maylodi yang suka banget yang namanya gosip artis. Maklum, dia adalah penyiar radio yang harus terus update berita-berita terkini untuk menyokong profesinya. Bagi anggota pecinta alam, dalami tokoh Taufik yang merupakan ketua SISPALA. Baginya alam adalah tempat terbaik dari segalanya. Tokoh terakhir bernama Putrari yang punya hobi menulis dan menbaca. Obsesi terbesarnya adalah menjadi penulis terkenal.

Mereka berempat adalah teman satu kelas di SMANSA. Masalah muncul dengan hadirnya Friska, cewek manis pindahan SMA Jakarta. Cewek manis ini sangat menyukai bola, bergiat di alam bebas, suka nulis juga bahkan ia senang membaca puisi, novel, dan komik. Tak hanya itu, Friska juga piawai dalam memainkan alat musik dan mengikuti perkembangan gosip selebritis. Singkatnya, dia perfect banget deh! Persaingan Alko, Taufik, dan Putrari memperebutkan Friska dimulai. Tapi sepertinya persaingan mereka juga harus terganjal dengan datangnya Randi, cowok yang jago gambar dan musik, yang juga punya niat yang sama seperti mereka bertiga. Selain itu, konflik antara Friska dan Maylodi membuat cerita ini semakin seru. Maylodi pun tak kalah ruwetnya karena harus berhadapan dengan rekan sesama penyiarnya. Lalu, pertanyaannya adalah siapa yang menjadi pilihan Friska? Tentu saja jawabannya dapat dibaca dibuku ”Pelangi Abu-Abu” karya Rik Sjp ini ^_^

Kisah cinta yang rumit namun seru itu dibumbuhi dengan beberapa keunikan. Contohnya, Rik Sjp mencoba memperkuat setting tempat terjadinya peristiwa. Selidik punya selidik, ternyata setting tempatnya adalah sekolah asal penulis sendiri di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci. Yang paling menarik adalah adanya gambar peta dan dena lokasi kotanya di buku tersebut.

”siapa tahu ada yang mau main ke sana setelah membaca buku ini,” candanya.

Panorama yang indah seperti Gunung berapi tertinggi di Indonesia (Gunung Kerinci), danau tertinggi di Asia Tenggara (Danau Gunung Tujuh), dan danau yang diapit 7 buah gunung ingin ditunjukkan oleh penulis kepada pembacanya. Walaupun terpencil, namun banyak sekali tempat-tempat yang layak untuk dikunjungi.

Penulis mengaku bahwa proses penulisan ”Pelangi Abu-Abu” tidak terlalu lama hanya sekitar 3 bulan saja. Ia mencoba konsisten dengan menulis setiap hari namun kendala pengeditan yang membuat buku ini selesai agak lama. Idenya pun muncul dari mana-mana. Rik Sjp menggabungkan antara kisah pribadi, teman, dan hasil perenungannya saat celingak-celinguk di lingkungan sekitar ^_^

”Remaja itu memiliki potensi yang sangat besar untuk maju. Jangan kalah ama tetek bengek yang bakalan merusak masa depan kita sebagai remaja, so maju terus pantang mundur!” katanya di akhir sesi wawancara

Pelangi Abu-Abu.

Nah, kira-kira itu sekelumit mengenai ”Pelangi Abu-Abu” karya Kasuk WR I, Rik Sjp. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari buku ini. Buku siapa yang akan kita pamerkan bulan depan? So, just wait and see karena bakalan ada buku-buku WR I lainnya yang lebih seru. (ASP)

Semangat Pagi dan Semangat Menulis untuk warga Writing Revolution!

About revosatu

kami adalah warga kampung writing revolution angkatan 01

Posted on April 3, 2012, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 3 Comments.

  1. Hidup Pak Rik
    *nah lho?
    😀

  2. Yeah! sukses terus untuk Kasuk WR I, Rik Sjp ^_^

  3. wew. makasi2/ nunduk2. Padahal ini novel masih banyak kekurangan, moga kedepannya bisa diperbaiki lagi…. (target tetap bikin cerita best seller ^_^)

Leave a comment